Hubungan Asupan Protein dan Lama Pengobatan dengan Indeks Massa Tubuh Pasien Tuberkulosis di Rumah Sakit Paru dr Ario Wirawan Salatiga
DOI:
https://doi.org/10.37012/jik.v16i2.2377Keywords:
Asupan Protein, Indeks Massa Tubuh, Lama Pengobatan, TuberkulosisAbstract
Penyakit tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang dapat memengaruhi indeks massa tubuh penderitanya. Pasien tuberkulosis paru seringkali mengalami penurunan status gizi yang disebabkan gangguan metabolisme akibat inflamasi dan respon imun. Selain itu dapat terjadi pula penurunan nafsu makan dan asupan makan termasuk protein yang disebabkan efek samping dari pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan protein dan lama pengobatan dengan indeks massa tubuh pasien tuberkulosis paru. Penelitian ini dilakukan dengan metode observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional study. Penelitian ini melibatkan 55 responden pasien tuberkulosis paru. Data yang diambil pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis menggunakan Uji Korelasi Rank Spearman dengan tujuan menguji korelasi antar variabel. Hasil dari penelitian ini menunjukan sebanyak 52,7% responden memiliki asupan protein yang kurang dan sebanyak 69,1% responden yang berada pada fase pengobatan lanjutan. Berdasarkan Uji Rank Spearman pada pengujian hubungan asupan protein dengan indeks massa tubuh, diperoleh hasil, yakni p = 0,005, yang berarti terdapat hubungan antara keduanya. Sementara itu, pada pengujian hubungan lama pengobatan dengan indeks massa tubuh diperoleh hasil p = 0,376 yang berarti tidak ada hubungan antar keduanya. Saran bagi Rumah Sakit Paru dr Ario Wirawan Salatiga diharapkan dapat memberikan konseling kepada pasien agar pasien lebih sadar mengenai pemenuhan kebutuhan zat gizi khususnya protein, serta saran bagi pasien diharapkan untuk meningkatkan konsumsi protein baik dari sumber protein hewani maupun nabati agar kebutuhan zat gizi tercukupi.
References
Amalia, R., Rina Lestari, & Rifana Cholidah. (2022). Hubungan Fase Pengobatan Tuberkulosis dengan Status Gizi Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Cakranegara. Lombok Medical Journal, 1(2), 106–111. https://doi.org/10.29303/lmj.v1i2.1613
Andayani, S., & Astuti, Y. (2017). Prediksi Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru Berdasarkan Usia Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2020. Indonesian Journal for Health Sciences, 1(2), 29. https://doi.org/10.24269/ijhs.v1i2.482
Dewi, Y., & Baharuddin, M. (2022). Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru di Puskesmas Wongeduku Barat Kabupaten Konawe. Andragogi Kesehatan, 2(2), 46–54.
Dinas Kesehatan Kota Salatiga. (2023). Profil Kesehatan Kota Salatiga Tahun 2022.
Dinkes Jateng. (2022). Profil Dinas Kesehatan Jawa Tengah 2023. In Profil Kesehatan Jawa Tengah.
Ernawati, K., Ramdhagama, N. R., Ayu, L. A. P., Wilianto, M., Dwianti, V. T. H., & Alawiyah, S. A. (2018). Perbedaan Status Gizi Penderita Tuberkulosis Paru antara Sebelum Pengobatan dan Saat Pengobatan Fase Lanjutan di Johar Baru, Jakarta Pusat. Majalah Kedokteran Bandung, 50(2), 74–78. https://doi.org/10.15395/mkb.v50n2.1292
Iswara, T., Maryusman, T., & Ayu, F. (2018). Hubungan Pelaksanaan Skrining Gizi Dan Asupan Zat Gizi Makro (Energi Dan Protein) Dengan Kejadian Malnutrisi Pada Pasien Tuberkulosis Paru Di Rumah Sakit. Jurusan, S Gizi, Ilmu Kesehatan, Fakultas Ilmu, 1–9.
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis.
Kementerian Kesehatan RI. (2022). Laporan Program Penanggulangan Tuberkulosis Tahun 2022. In Kemenkes RI. https://tbindonesia.or.id/pustaka_tbc/laporan-tahunan-program-tbc-2021/
Khairani, M., Afrinis, N., & Yusnira. (2021). Hubungan Asupan Energi dan Protein dengan Status Gizi Santri Madrasah Aliyah Darul Qur’an Tahun 2021. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 5(3), 10985–10991.
Lazulfa, R. W. A., Wirjatmadi, B., & Adriani, M. (2018). Tingkat Kecukupan Zat Gizi Makro Dan Status Gizi Pasien Tuberkulosis Dengan Sputum Bta (+) Dan Sputum Bta (–). Media Gizi Indonesia, 11(2), 144. https://doi.org/10.20473/mgi.v11i2.144-152
Lestari, N. P. W. A., Dedy, M. A. E., Artawan, I. M., & Buntoro, I. F. (2022). Perbedaan Usia Dan Jenis Kelamin Terhadap Ketuntasan Pengobatan Tb Paru Di Puskesmas Di Kota Kupang. Cendana Medical Journal, 10(1), 24–31. https://doi.org/10.35508/cmj.v10i1.6802
Mursudarinah. (2017). Tuberkulosis Paru dengan Status Gizi Penderita. Prosiding Call For Paper SMIKNAS, 248–257.
Oktafiyana, F., & Murhan, A. (2016). Hubungan Lingkungan Kerja Penderita TB Paru Terhadap Kejadian Penyakit TB Paru _ Oktafiyana _ Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik. XII(1), 52–57.
Phan, M. N., Guy, E. S., Nickson, R. N., & Kao, C. C. (2016). Predictors and patterns of weight gain during treatment for tuberculosis in the United States of America. International Journal of Infectious Diseases, 53, 1–5. https://doi.org/10.1016/j.ijid.2016.09.006
Ren, Z., Zhao, F., Chen, H., Hu, D., Yu, W., Xu, X., Lin, D., Luo, F., Fan, Y., Wang, H., Cheng, J., & Zhao, L. (2019). Nutritional intakes and associated factors among tuberculosis patients: A cross-sectional study in China. BMC Infectious Diseases, 19(1), 1–9. https://doi.org/10.1186/s12879-019-4481-6
RI, M. K. (2019). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/755/2019, 8(5), 55.
Safitri, A. (2019). Nutrisi pada Pasien Tuberculosis dengan Geriatri Disertai Gizi Buruk. UMI Medical Journal, 3(2), 61–68. https://doi.org/10.33096/umj.v3i2.44
Sitanggang, Y. (2019). Hubungan Asupan Energi dan Protein Terhadap Status Gizi pada Penderita Tuberkulosis Paru di Poli Paru RSUD KH Daud Arif Kuala Tungkal Jambi Tahun 2019. In Jurnal Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang.
Sulistyowati, S., Yuniarti, & Sulistyowati, E. (2016). the Correlation Between Energy Protein Intake and Drug ’ S Dherence With Nutritional Status. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 1–6.
Sunarmi, S., & Kurniawaty, K. (2022). Hubungan Karakteristik Pasien Tb Paru Dengan Kejadian Tuberkulosis. Jurnal ’Aisyiyah Medika, 7(2), 182–187. https://doi.org/10.36729/jam.v7i2.865
Syaifiyatul, H., Humaidi, F., & Anggarini, D. R. (2020). Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis Pada Pasien Tbc Regimen Kategori I Di Puskesmas Palengaan. Jurnal Ilmiah Farmasi Attamru, 1(1), 7–14. https://doi.org/10.31102/attamru.v1i1.917
Syaiful, I., Karyadi, E., Uyainah, A., Isbaniyah, F., Prawitasari, T., Rochani, N. S., Hudayani, F., Iwaningsih, S., Munziarti, ., Dinihari, T. N., Kantjananingrat, M., Sinaga, A., Solikin, ., Elisa, ., Heriyani, ., Kusumaningtias, I., Prihandani, T. W., Irianti, S. E., Silitonga, Y. M. ., … Rusriyanto, . (2014). Pedoman Pelayanan Gizi Pada Pasien Tuberkulosis. 2014, 133p.
WHO. (2023). Global tuberculosis report 2023. In January: Vol. t/malaria/ (Issue March). https://www.who.int/teams/global-tuberculosis-programme/tb-reports
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Copyright (c) 2024 Nafila Happy Qurrota'aini, Nur Lathifah Mardiyati, I Gusti Ngurah Widyawati, Farida Nur Isnaeni
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Jurnal Ilmiah Kesehatan allows readers to read, download, copy, distribute, print, search, or link to the full texts of its articles and allow readers to use them for any other lawful purpose. The journal allows the author(s) to hold the copyright without restrictions. Finally, the journal allows the author(s) to retain publishing rights without restrictions Authors are allowed to archive their submitted article in an open access repository Authors are allowed to archive the final published article in an open access repository with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.