Hubungan Kadar Procalcitonin (PCT) dengan C-Reactive Protein (Crp) Pada Pasien Infeksi Di Rumah Sakit Pluit
DOI:
https://doi.org/10.37012/anakes.v5i1.333Abstract
Di negara-negara berkembang termasuk Indonesia penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling utama. Penyakit infeksi termasuk ke dalam 10 penyakit terbanyak rumah sakit di Indonesia. Penentuan diagnosis infeksi bakteri akut sering sulit, karena kemiripan gejala klinis dengan infeksi virus akut ataupun peradangan non infeksi, seperti trauma, reaksi penolakan organ donor, reaksi autoimun. Pemeriksaan Procalcitonin (PCT) dan CRP seringkali tidak sinkron meskipun keduanya merupakan pemeriksaan klinis untuk mendeteksi adanya infeksi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungankadar Procalcitonin(PCT) denganC-reactive protein (CRP) pada pasien infeksi di Rumah Sakit Pluit. Penelitian dilakukan dengan melihat data sekunder dari hasil pemeriksaan PCT dan CRP pada pasien dewasa dengan hasil leukosit lebih dari 10.000/mm³. Berdasarkan hasil penilitian dari 54 pasien yang mengalami infeksi di Rumah Sakit Pluit didapatlkan ada hubungan kadar PCT dengan CRP pada pasien infeksi sebesar 0.592 berada dalam rentang 0,41 – 0,70 yang berarti bahwa kadar PCT dengan kadar CRP memiliki hubungan yang cukup. Persentase pasien yang mengalami infeksi berdasarkan jenis kelamin didapatkan bahwa jenis kelamin laki-laki lebih tinggi yaitu 55,6% dibandingkan pasien  wanita yaitu  44,4%. Persentase pasien yang mengalami infeksi dapatkan jumlah terbanyak pada usia > 65 tahun, yaitu 28 orang (51,9%). Hasil pemeriksaan PCT di dapatkan hasil 38,9% di atas normal dan hasil pemeriksaan CRP didapatkan hasil 90,7% di atas normal. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kadar CRP mempunyai persentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan kadar PCT.
Â
Â
Kata kunci :Infeksi, Procalcitonin (PCT), C-reactive protein (CRP).
References
Atmadja, A. S., Kusuma, R., & Dinata, F. (2016). Pemeriksaan Laboratorium untuk Membedakan Infeksi Bakteri dan Infeksi Virus. CDK-241, 43 (6), 457-461.
Buchori, & Prihartini. (2006). Diagnosis Sepsis Menggunakan Procalcitonin.Indonesian Journal of Clinical Phatology and Medical Laboratory, 12 (3), 127-133.
Dharaniyadewi, D., Lie, K. C., & Suwarto, S. (2015). Peran Procalcitonin sebagai Penanda Inflamasi Sistemik pada Sepsis.Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 2 (2), 116-123.
Guyton, AC, Hall JE. 2007. Buku ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11 . Jakarta. EGCD
Iskandar, H. R., Pudjiadi, A., Mulyo, D., Pratiwi, A., & Suryatin, Y. (2010). Sensitifitas dan Spesifisitas Pemeriksaan Procalcitonin, C-Reactive Protein (CRP), dan Hitung Leukosit untuk Memprediksi Infeksi Bakterial pada Sindrom Syok Dengue di Pediatric Intensive Care Unit. Sari Pediatri, 12 (4), 233-240.
Judarwanto, W. (2012, 2 14). Imunologi Dasar:Mekanisme Pertahanan Tubuh Terhadap Bakteri. Retrieved 51 2017, from http://allergicliniconline.com/2012/02/14/imunologi-dasar-mekanisme-pertahanan-tubuh-terhadap-bakteri/
Marzony, I., Yani, F. F., & Efrida. (2016). Uji Diagnostik C-Reactive Protein Pada Pneumonia Bakteri Komunitas Anak. Sari Pediatri, 17 (5), 391-395.
Mutsaqof, A. A., S.T, c., & S., E. S. (2015). Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Penyakit Infeksi Menggunakan Forward Chaining. Jurnal Itsmart, 4 (1), 43-47.
Price, S. A., & Wilson, L. M. (2005). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.(H. Hartanto, Ed., & B. U. Pendit, Trans.) Jakarta: EGC.
Radji, M. (2010). Buku Ajar Mikrobiologi : Panduan Mahasiswa Farmasi & Kedokteran.(J. Manurung, Ed.) Jakarta: EGC.
RI, K. K. (2013). Buletin Jendela Data &Informasi Kesehatan. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia Di Indonesia, 9-11.
Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 6. Jakarta. EGC
Suhaymi, E., Fikri, E., & Nasution, I. P. (2016). Perbandingan Akurasi Diagnostik Kadar Procalcitonin Dan C-Reactive Protein Pada Pasien Appendisitis Anak Di RSUP H.Adam Malik Medan Dan RSUD Dr. Pirngadi Medan. CKD-245, 43 (10), 727-731.
http://pdf.medicalexpo.com/pdf/boditech-med-inc/ichroma/67878-144253.html. (n.d.).
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Anakes :Â Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan allows readers to read, download, copy, distribute, print, search, or link to the full texts of its articles and allow readers to use them for any other lawful purpose. The journal allows the author(s) to hold the copyright without restrictions. Finally, the journal allows the author(s) to retain publishing rights without restrictions Authors are allowed to archive their submitted article in an open access repository Authors are allowed to archive the final published article in an open access repository with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.