Pengembangan Metode Identifikasi Kadar Ion Besi Sampel Urin Berbasis Separasi Magnetik

Authors

  • Ellsie Viendra Permana Teknologi Laboratorium Medik, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi, Indonesia, Indonesia
  • Erick Khristian Teknologi Laboratorium Medik, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi, Indonesia, Indonesia
  • Nidya Oktaviani Teknologi Laboratorium Medik, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi, Indonesia, Indonesia
  • Muhammad Rizaldi Ridwan Teknologi Laboratorium Medik, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi, Indonesia, Indonesia
  • Salma Siti Teknologi Laboratorium Medik, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi, Indonesia, Indonesia
  • Devi Maharani Teknologi Laboratorium Medik, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi, Indonesia, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.37012/anakes.v10i2.2457

Abstract

Kelebihan zat besi (iron overload) dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gangguan genetik seperti hemokromatosis herediter dan penyebab sekunder seperti transfusi darah berulang atau asupan besi yang berlebihan, yang sering terjadi pada pasien thalasemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode baru dalam menentukan kadar ion besi dalam urin. Beberapa senyawa pembentuk presipitat ion besi yang diidentifikasi meliputi sulfit, peroksida, dan hidroksida, dengan hasil optimum diperoleh dari presipitasi menggunakan hidroksida berdasarkan parameter kestabilan dan kecepatan pengendapan dengan magnet. Sebelum analisis, sampel urin diperlakukan dengan penambahan magnesium untuk menghindari gangguan dari presipitasi ion fosfat. Hasil pengendapan optimum menggunakan hidroksida dicapai pada menit ketiga untuk ion besi dengan kadar 0,5 – 2,5 g/L. Nilai absorbansi turbiditas awal pada menit pertama berkisar antara 0,336 hingga 0,44, sedangkan absorbansi maksimum saat presipitasi maksimum berkisar antara 0,393 hingga 0,806, meningkat seiring dengan kenaikan konsentrasi Fe²⁺ dalam larutan. Setelah penarikan magnet dengan palladium ke dasar kuvet, absorbansi menurun dan stabil sejak menit kesembilan dengan rentang absorbansi 0,047 – 0,173. Absorbansi mencapai titik terendah pada menit keempat belas dengan rentang 0,002 – 0,03. Kurva standar yang dihasilkan dari selisih absorbansi turbiditas presipitat dan absorbansi supernatant setelah magnetisasi menunjukkan linearitas sebesar 0,94.

Downloads

Published

2024-09-30

How to Cite

Permana, E. V., Khristian, E., Oktaviani, N., Muhammad Rizaldi Ridwan, Siti, S., & Maharani, D. (2024). Pengembangan Metode Identifikasi Kadar Ion Besi Sampel Urin Berbasis Separasi Magnetik. Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan, 10(2), 228–235. https://doi.org/10.37012/anakes.v10i2.2457

Citation Check